Untuk yang kesekian kalinya SMA Negeri 2 Bojonegoro memperingati Isra’ mi’raj Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi acara tahunan sekolah kita tercinta ini. Acara yang diselenggarakan pada hari jumat (31/07) lalu, mengangkat tema yang sangat menarik dan full motivation, yaitu “Melalui isra’ mi’raj jadikan semangat untuk meningkatkan kedisiplinan”. Ternyata tema ini usulannya panitia sendiri lho ! Hm… kira – kira apa ya pendapat Kak Slamet, selaku panitianya ?
Dari tema yang menarik tersebut, ternyata umat muslim mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk lebih disiplin dalam melakukan apapun, terutama sholat. Dan kita patutnya berterima kasih sama Nabi SAW. Karena kata Kak Slamet, dulunya umat muslim diharuskan untuk sholat 50 kali dalam sehari. Coba, siapa yang mau ? nah, berkat permintaan Nabi SAW dan kemurahan hati Allah SWT, akhirnya sampai sekarang kita para umat muslim hanya diharuskan sholat 5 kali dalam sehari. ”Jadi, hendaknya kita bisa disiplin dalam melakukan sholat.” begitu ujar kakak ganteng yang ZZ temui di musholla jum’at lalu.
Acara yang membutuhkan biaya sekitar Rp 650.000,00 dan sampai membuat para anggota OSIS lembur itu, ternyata mendapatkan respon yang bagus juga dari warga SMA Negeri 2 Bojonegoro, baik dari siswanya, maupun guru dan staff Tata Usahanya. Tapi waktu pelaksanaan acara itu mundur jauh dari tanggal 20/07/2009, tepatnya pada hari isra’ mi’raj. Ngomong – ngomong kenapa ya ? “Jadwal kegiatan sekolah yang padat bagi kelas XII juga yang membuat acara ini mundur hampir seminggu.” Ungkap cowok mantan kelas XI IA 4 itu.
Didatangi oleh seorang ustadz yang humoris dan penuh inspirasi bernama Hamim Sanadj yang berasal dari Baureno akhirnya acara isra’ mi’raj tersebut berjalan lancar mulai dari persiapan sampai acara selesai. Ternyata ustadz Hamim itu merupakan pemilik pondok pesantren ‘Talun’. Lho, kok bisa kenal ya ? “Saya tahu ustadz Hamim Sanadji itu dari Bapak Nurali. Kebetulan Bapak Nurali pernah mendengarkan ceramah Beliau yang katanya humoris dan menyenangkan.” aku kakak yang selaku panitia pelaksana acara tersebut saat menjawab pertanyaan ZZ.
Di sela-sela kemeriahan acara isra’ mi’raj tersebut, ternyata ada juga kendala-kendalanya yang cukup menyusahkan. “Banyak anak-anak panitia yang tidak datang waktu persiapan. Entah itu dengan alasan sakit ataupun yang lain. Yang datang tuh kira-kira 15 anak. Nah itu juga yang membuat kita lembur kerja sampai pagi.” Wah wah wah… seru nggak nih ? ngomong-ngomong, alasan yang lain itu apa aja ya ? padahal isra’ mi’raj kan hari besar islam, harusnya semangat dong buat mempersiapkannya. Pasti dapat pahala juga to ?
Kali ini untuk seputar peraturan. Di dalam masalah yang satu ini sepertinya sulit sekali untuk dikendalikan. Banyak siswa yang tidak konsisten dengan peraturan yang sudah dibuat dalam pelaksanaan isra’ mi’raj tersebut. Terutama untuk masalah pakaian. Wah, ada apa nih ? apakah ada harapan kak Slamet untuk acara isra’ mi’raj selanjutnya ? “Ya, harapan saya semoga isra’ mi’raj tahun depan tuh anak-anak bisa lebih taat pada peraturan. Nanti bisa minta bantuan Ibu Wiwik atau yang lain untuk mengatur masalah tersebut.”
Wah, Ziggers. Gimana nih ? setuju nggak sama usulan Kak Slamet ? jadi, isra’ mi’raj ya isra’ mi’raj, gaul ya gaul. Ziggers harusnya bisa dong membedakan mana waktunya pakai yang gaul banget dan mana waktunya pakai yang muslim banget. Isra’ mi’raj maupun hari besar islam lainnya patut kita hargai dengan kegembiraan yang mengutamakan kesopanan dan keislaman. Setuju ?
Kamis, 06 Agustus 2009
Isra' Mi'raj Datang Lagi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar